Pengertian Pasar Monopoli Adalah, Ciri - Ciri, Contoh, dan Struktur Pasarnya

Pada kesempatan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa berdasarkan sifat dan bentuknya, pasar dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive market) dan  pasar dengan persaingan tidak sempurna (imperfect competitive market). Salah satu jenis pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar monopoli.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas secara lengkap semua hal terkait dengan pasar monopoli berdasarkan pendekatan beberapa teori dan juga disertai kurva - kurva untuk memudahkan dalam pemahaman.

Pengertian Pasar Monopoli Adalah

Pengertian & Ciri - Ciri PASAR MONOPOLI, Beserta Mekanisme Harga (LENGKAP)

Pasar monopoli adalah salah satu bentuk pasar persaingan tidak sempurna dimana hanya terdapat satu penjual / produsen dengan banyak pembeli. Orang yang melakukan monopoli terhadap suatu pasar disebut sebagai monopolis. Pasar suatu produk dinamakan monopoli, apabila yang menghasilkan produk tersebut hanya satu pengusaha saja, dan produk yang dihasilkan itu tidak dapat digantikan penggunaanya  oleh produk lain.

Jadi pasar produk yang monopoli, penjual produk tersebut adalah tunggal (single seller). Artinya walaupun yang menjual produk itu banyak dapat dianggap sebagai tunggal karena harga penjualan produk ditentukan oleh pengusaha yang satu itu.

Pengertian satu pengusaha dalam pasar produk yang monopoli tidaklah dapat diartikan bahwa yang menghasilkan produk itu benar benar hanya satu perusahaan. Mungkin saja perusahaan yang menghasilkan produk itu banyak tetapi semua perusahaan itu dikendalikan  oleh satu tangan saja.

Pengelolaan dan kebijaksanaan yang dijalankan perusahaan-perusahaan  itu merupakan satu kesatuan yang bulat. Pengusaha-pengusaha tersebut bekerjasama sehingga mampu menjadi satu penjual saja. Penentuan kapasitas produksi dan harga penjualan produk yang dihasilkan perusahaan-perusahaan itu ditetapkan oleh pimpinan yang satu.

Sebagai contoh misalnya Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN-Pos dan Giro), dimana walaupun perusahaan-perusahaan pos dan giro itu tersebar  diseluruh Indonesia, namun kebijaksanaan yang dijalankan semua perusahaan itu ditentukan oleh pimpinannya yang berkedudukan dikota Bandung. Konsumen produk yang monopoli bukan tunggal melainkan banyak, sehingga yang bersaing dalam pasar produk yang monopoli adalah konsumen sedang pengusaha bebas dari persaingan.

Pasar monopoli timbul akibat adanya praktek monopoli, yaitu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu pelaku usaha/penjual yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. Berarti yang dimaksud dengan pasar monopoli adalah suatu bentuk hubungan antara permintaan dan penawaran yang dikuasai oleh satu pelaku ekonomi terhadap permintaan seluruh konsumen.

Pasar suatu produk dikatakan dalam keadaan monopolistik, apabila produk yang dihasilkan pengusaha adalah bersaing, tetapi persaingan itu tidak sempurna (imperfect competition) dan produk yang dihasilkan tidak homogen seperti persyaratan bagi produk yang bersaing secara  sempurna. Sebagai contoh misalnya rokok, dimana rokok dihasilkan oleh banyak pengusaha yang satu sama lainnya bersaing secara tidak sempurna karena rokok yang dihasilkan oleh pengusaha-pengusaha itu tidak sama dalam segala hal.

Perbedaan rokok yang dihasilkan oleh masing-masing pengusaha dapat ditandai dari perbedaan merk, bungkus, kwalitas dan lain-lain. Dan kalaupun antara satu pengusaha dengan pengusaha yng lain terdapat kesamaan produk, misalnya toko A dan toko B sama-sama menjual pupuk urea buatan pabrik Pusri Palembang, perbedaan masih dimungkinkan oleh cara memberikan pelayanan pada konsumen yang membutuhkan pupuk urea tersebut, sehingga ada konsumen yang lebih suka membeli pupuk urea ditoko A  walaupun harganya lebih mahal daripada di toko B karena pelayanan toko A dianggapnya lebih baik daripada di toko B.

Produk yang monopolistik, berbeda dengan produk yang monopoli, dapat digantikan penggunaannya secara sempurna oleh  produk lain. Misalnya saja kalau diumpamakan sabun mandi “Brisk” merupakan produk yang monopolistik, sabun mandi “Brisk” itu dapat digantikan penggunaannya secara sempurna oleh sabun mandi merk lain misalnya sabun mandi “Lux”. Jadi yang menentukan pasar suatu produk apakah itu monopolistik atau tidak ialah konsumen produk tersebut, bukan oleh pengusahanya. Oleh sebab itu suatu produk bisa saja monopolistik disuatu daerah tetapi  tidak di daerah lain.

Contoh Pasar Monopoli



Misalnya kalau kita umpamakan arloji “Seiko” merupakan produk yang monopolistik di Indonesia, mungkin saja di Inggris bukan “Seiko” yang menduduki tempat monopolistik, tetapi arloji merk lain, misalnya arloji merk “Rolex”. Hal itu terjadi karena adanya perbedaan selera konsumen di Inggris dengan konsumen di Indonesia terhadap arloji tangan.

Jadi dalam pasar produk yang monopolistik, pengusaha dan konsumen produk tersebut sama-sama bersaing, Cuma saja persaingan diantara para pengusaha tidaklah sempurna , karena produk yang mereka hasilkan tidaklah sama dalam segala hal. Produk pengusaha mana yang akan menduduki tempat monopolistik, ditentukan oleh konsumen produk itu dan bukan oleh pengusaha produk tersebut.

Dari pengertian monopoli  seperti yang telah diuraikan di atas, dapat diduga bahawa pasar produk yang benar-benar monopoli (pure monopoly) jarang sekali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, kecuali yang diusahakan oleh pemerintah. Di Indonesia sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar Negara-Nya, pemerintah mendirikan perusahaan-perusahaan monopoli seperti PN-Pos dan Giro, PN Kereta Api, Perusahaan Listrik Negara, dan lain-lain. 

Perusahaan-perusahaan monopoli yang didirikan pemerintah itu bukan ditujukan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya melainkan untuk melindungi kepentingan masyarakat, karena produk yang dihasilkan perusahaan-perusahaan monopoli pemerintah itu merupakan kebutuhan yang akan  memenuhi hajat hidup orang banyak. 

Walaupun di pasar monopoli penjual tidak memiliki saingan, belum tentu ia dapat memperoleh keuntungan yang besar, hal ini mungkin saja terjadi bila biaya produksi berada di atas harga pasar. Oleh sebab itu tidak jarang perusahaan monopoli pemerintah itu mengalami kerugian. Kerugian itu ditutupi dengan subsidi pemerintah yang diambil dari keuangan negara. 

Kalau perusahaan-perusahaan yang didirikan pemerintah secara monopoli itu tidak ada, maka perusahaan-perusahaan itu akan menjadi perusahaan bersaing, dimana besar kemungkinan harga produk yang dihasilkan perusahaan bersaing itu belum terjangkau oleh daya beli masyarakat kita yang masih rendah. Oleh karena itu perlu diusahakan pemerintah secara monopoli. 

Bila penghasilan masyarakat telah dapat ditingkatkan hingga daya beli mereka juga menjadi lebih besar, maka lama-kelamaan perusahaan-perusahaan monopoli pemerintah tadi akan berkurang dan akhirnya tidak akan lagi. Perusahaan siaran radio di Indonesia sebelumnya dimonopoli oleh RRI milik pemerintah. 

Kini perusahaan siaran radio tidak lagi monopoli pemerintah, tetapi telah diizinkan untuk diusahakan oleh swasta. Siaran TV masih monopoli pemerintah sekarang, tetapi lambat laun pasti akan diizinkan pula pengusahaanya oleh swasta, bila penghasilan masyarakat telah dapat ditingkatkan lagi.

Ciri - Ciri Pasar Monopoli



Pasar monopoli dapat dicirikan oleh beberapa hal berikut ini, diantaranya: 

1.  Hanya terdapat Satu Penjual / Produsen 

Dalam definisi atau pengertian pasar monopoli diatas dapat kita fahami bahwa dalam pasar monopoli hanya ada satu produsen saja yang menjual produk kepada banyak konsumen. harga dalam para tersebut ditentukan oleh produsen tanpa dipengaruhi jumlah konsumen.

Dengan kata lain, produsen disini bersifat sebagai penentu harga (price maker) dan kondisi demikianlah yang dikatakan sebagai bentuk pasar monopoli. Namun, tentu saja produsen menentukan harga produk yang dijual sesuai dengan nilainya.

2. Produk yang Dihasilkan Tidak memiliki Subsitusi

Produk yang dihasilkan dalam produsen dalam pasar monopoli harus tidak memiliki subsitusi atau produk serupa. produk yang tidak memiliki substitusi artinya tidak ada produk yang dapat menggantikan fungsi dan manfaat dari produk tersebut. Umumnya produk yang demikian menyangkut kebutuhan masyarakat banyak.

Contoh produk dalam pasar monopoli yang menyangkut kebutuhan orang banyak seperti listri yang diproduksi oleh PLN, bahan bakar minyak dan gas yang di produksi oleh pertamina, uang kertas yang diproduksi oleh perum peruri, dan lain sebagainya. 

3. Produsen Lain Sulit Masuk Pasar

Keuntungan yang besar dalam pasar monopoli mengisiasi produsen lain untuk ikut masuk kedalam pasar tersebut, namun itu sulit untuk dilakukan. Hal tersebut dikarenakan ada barier to entry atau halangan masuk pasar.
  • Limit legalitas yang diatur dalam undang-undang
  • Hambatan teknologi tinggi yang mengakibatkan sulitnya meciptakan produk serupa.
  • Hambatan modal besar untuk meciptakan produk serupa.

4. Perusahaan Berfisat Price Maker

Seperti dijelaskan diatas, karena hanya ada satu produsen dalam satu pasar dengan banyak konsumen, maka disini produsen bersifat sebagai price maker. Produsen bebas menentukan harga produk yang akan diberikan kepada para konsumen. Penentuan harga dilakukan dan dikuasai oleh perusahaan, maka perusahaan monopoli disebut sebagai perusahaan penentu harga (price maker).

Namun, dalam penentuan  harga produk prosen harus mempertimbangkan dampak yang akan terjadi apabila ada peningkatan atau penurunan harga produk yang dihasilkan. karena itu akan berpengaruh terhadap produk lain.

5. Perusahaan Mudah dalam Pemasaran

Karena produk yang dihasilkan dalam pasar monopoli ini adalah produk yang menyangkut kebutuhan orang banyak, maka produsen tidak sulit untuk memasarkan produknya. Masyarakat secara otomatis akan membeli produk kepada produsen tersebut karena tidak ada produsen lain yang menjual produk subtitusi atau produk serupa.

Jadi, dalam pasar monopoli produsen tidak perlu repoy melakukan promosi atau mengiklankan brand perusahaannya karena sudah menjadi penguasa pasar (monopoli).

Penyebab Terjadinya Pasar Monopoli



Hal-hal yang menyebabkan terjadinya monopoli diantaranya :
  1. Perusahaan Menguasai Bahan Baku. Contoh : penguasaan bahan bakar minyak yang dimiliki oleh Pertamina, Pemilikan marmer yang dulunya dipegang oleh Pemerintah Daerah Tulungagung, dan lain-lain
  2. Menguasai Teknik Produksi. Contoh : teknik produksi air mineral dengan penambahan ozon, pada awalnya dimiliki oleh Aqua. Saat ini sudah mulai berkembang dan banyak pesaing seperti Club, Ades, Total dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa monopoli dapat berubah dari waktu ke waktu.
  3. Pemilikan Hak Patent untuk Sesuatu Produk atau Proses Produksi. Pada umumnya hak ini dimulai dari penemuan teknis, misalnya Graham Bell untuk pesawat telepon, Thomas edison untuk bola lampu pijar dan piringan hitam.
  4. Pemberian Lisensi untuk Berusaha Secara Tunggal. Contoh : Kantor Pos dan Giro diberi lisensi untuk pengantaran surat, BULOG yang dulunya sebagai lembaga yang menangani ekspor-impor pangan di Indonesia (sebelum berubah menjadi Perum Bulog).

Di atas telah dikemukakan bahwa perusahaan-perusahaan monopoli yang bertujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu disebabkan oleh karena selain dilarang oleh pemerintah, juga karena tidak mempunyai perusahaan monopoli bertahan untuk jangka panjang. 

Hal ini disebabkan karena tidak mempunyai perusahaan monopoli itu membendung secara sempurna, munculnya perusahaan-perusahaan baru yang juga akan menghasilkan produk yang dihasilkan perusahaan monopoli itu.

Walaupun pasar yang benar-benar monopoli jarang kita temukan, namun teori monopoli itu sendiri perlu kita pelajari guna dipakai sebagi alat analisa bagi penentuan harga produk, kepastian produksi dan pengalokasian sumber-sumber ekonomi.

Kegunaan pertama dari teori yang sangat dirasakan faedahnya adalah untuk menentukan atau untuk menilai suatu perusahaan apakah perusahaan tersebut menjalankan praktek monopoli atau tidak. Kemudian kegunaan kedua dari teori monopoli itu ialah mempelajari bentuk-bentuk pasar yang monopolistik, oligopoli, dan duopoli.

Struktur Pasar Monopoli



Struktur pasar - Analisa biaya perusahaan monopoli sama saja dengan analisa biaya perusahaan bersaing (murni atau sempurna). Komponen struktur biaya perusahaan monopoli adalah Baiaya Marjinal (marginal cost), biaya variabel rata-rata (average variable cost), biaya tetap rata-rata (average fixed cost) dan biaya rata-rata (average cost).

Perbedaan antara perusahaan monopoli dengan perusahaan bersaing bukan terletak pada soal pembiayaan, tetapi pada masalah penjualan hasil produk. Pada perusahaan bersaing, jumlah produk yang dihasilkan oleh suatu penguasaha tidak akan mempengaruhi harga pasar, sebaliknya jumlah produk yang dihasilkan pengusaha monopoli akan mempengaruhi harga pasar Hal ini disebabkan karena jumlah produk yang dihasilkan pengusaha itu otomatis merupakan penawaran pasar produk tersebut.

Pengusaha dalam pasar monopoli menentukan kapasitas produksi selain disesuaikan dengan harga pasar yang diingininya, juga harus memperhitungkan permintaan pasar terhadap produk yang dihasilkannya,, karena permintaan pasar produk tersebut turut menetukan  harga pasar produk tersebut. Sebaliknya pengusaha dalam pasar persaingan, secara individu tidak mempunyai kemampuan merubah harga pasar dikarenakan banyaknya penjual yang “masuk” dalam pasar bersaing sempurna.

Perbedaan permintaan bagi pengusaha monopoli dengan permintaan bagi suatu pengusaha bersaing dapat dijelaskan dengan Gambar dibawah ini.



Pada Gambar diatas terlihat perbedaan kurva permintaan bagi perusahaan monopoli dengan kurva permintaan bagi suatu pengusaha bersaing sempurna atau murni. Kurva permintaan bagi pengusaha monopoli (Gambar a) merupakan kurva permintaan pasar produk yang dihasilkan pengusaha monopoli itu, sedang kurva permintaan bagi suatu pengusaha bersaing (Gambar b) merupakan kurva yang sejajar dengan sumbu horizontal.

Pengusaha monopoli menghadapi kurva permintaan pasar secara utuh, dikarenakan pengusaha tersebut sebagai penjual tunggal menguasai seluruh pasar. Bentuk kurva permintaan mempunyai kemiringan negatif turun dari kiri atas ke kanan bawah. Kondisi seperti inilah yang mendasari bahwa pengusaha pada pasar monopoli bertindak sebagai Price Maker.

Sebaliknya pengusaha dalam pasar persaingan sempurna bertindak sebagai Price Taker, dikarenakan secara individu pengusaha tersebut tidak dapat menentukan harga. Harga yang diterima berupa harga keseimbangan pasar (berupa perpotongan antara penawaran dan permintaan pasar). Oleh karenanya kurva permintaan yang dihadapi oleh peng.usaha pada pasar persaingan sepmpurna berupa garis lurus sebesar harga pasar (digambarkan garis m). Secara matematik perbedaan tersebut dapat pula diterangkan sebagai berikut:

Bagi pengusaha monopoli berlaku rumus:
Y = f (PY)          (1)
dan  PY = g (Y)

Sedang untuk perusahaan yang bersaing (sempurna atau murni) berlaku:
X = f (PX)
tetapi  PX ≠ g (X)  (2)

Karena pengusaha itu secara perorangan tidak bisa mempengaruhi harga dengan mengubah-ubah jumlah barang  X yang diproduksikannya.

Dalam rumus-rumus di depan Y dan PY masing-masing adalah jumlah dan harga satuan produk yang dihasilkanpengusaha monopoli, X dan PX masing-masing adalah jumlah dan harga satuan produk yang dihasilkan pengusaha bersaing sedang f dan g adalah “fungsi dari”.

Bila ditinjau dari segi nilai produk pengusaha monopoli sangat berbeda dengan sifat nilai produk suatu pengusaha bersaing (sempurna atau murni), baik mengenai nilai produk total (TR) maupun tentang nilai produk rata-rata (NPR) dan nilai produk marjinalnya (MR). 

Telah  dijelaskan sebelumnya bahwa kurva nilai produk total bagi suatu perusahaan bersaing adalah merupakan suatu garis lurus yang miring dari kiri ke kanan melalui titik pangkal yang bersudut positif dengan sumbe horizontal. 

Bagi pengusaha monopoli kurva nilai produk totalnya berbentuk parabola, karena setiap penambahan jumlah produk yang dihasilkan tidak selalu memperbesar nilai produk total, melainkan mula-mula makin besar sampai pada suatu titik maksimum, kemudian setelah melalui titik maksimum  TR terus menurun hingga sampai bernilai nol. Untuk lebih jelas dapat diterangkan dengan Gambar di bawah ini.


Pada Gambar diatas, jelas terlihat perbedaan antara kurva TR perusahaan monopoli (Gambar a) dengan kurva TR suatu perusahaan bersaing  (Gambar b). Kurva TR perusahaan monopoli berbentuk parabola karena jumalh produk yang dihasilkan merupakan fungsi dari harga satuan produk dan harga satuan produk juga merupakan fungsi dari jumlah produk yang dihasilkan (lihat rumus 1). 

Kurva TR suatu perusahaan bersaing merupakan garis lurus miring dari kiri ke kanan adalah karena harga satuan produk bukan merupakan fungsi dari jumlah produk yang dihasilkan (lihat rumus 2), sehingga jumlah produk yang dihasilkan tidak mempengaruhi harga. Secara matematis, perbedaan di atas dapat pula diterangkan sebagai berikut:

Pada perusahaan monopoli, nilai produk total yang diperoleh pengusaha adalah:
TRY= Py . Y (3)

Karena Y merupakan fungsi dari Py  dan Py  merupakan fungsi pula dari Y (rumus 1), maka TR yang diperoleh pengusaha monopoli dipengaruhi oleh harga dan jumlah produk yang dihasilkan. Apabila Y bertambah maka besarnya Py bertambah kecil, sehingga TR tidak selalu bertambah besar, tetapi dapat bertambah kecil hingga bernilai nol dan negatif atau kurva TR berbentuk parabola, karena rumus 4 di atas merupakan fungsi pangkat dua bila nilai Py diganti nilai Y. 

Jadi terbuktilah bahwa persamaan (3) merupakan fungsi pangkat dua, atau kurva TR berbentuk parabola. Pada suatu perusahaan bersaing, TR yang diperolehnya adalah:

TRy = Py . X      (4)

Karena Py adalah konstan, maka TR hanya ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan (X). Makin banyak produk yang dihasilkan, makin besar nilai produk yang diperoleh dan sebaliknya, hingga kurva TR merupakan garis lurus miring dari kiri ke kanan, dimana kemiringannya disebabkan oleh Py.

Nilai produk rata-rata (NPR) dan nilai produk marjinal (MR) perusahaan monopoli dengan NPR dan MR suatu perusahaan bersaing juga berbeda. Perbedaan itu dapat dijelaskan dengan Gambar dibawah ini.


Pada Gambar diatas terlihat bahwa perusahaan monopoli, kurva NPR sama dengan kurva permintaan (M) bagi pengusaha monopoli itu (Gambar a) dan MR-nya merupakan kurva tersendiri. Bagi suatu pengusaha bersaing (sempurna atau murni) kurva MR dan kurva NPR sama dengan kurva permintan  (m) bagi pengusaha bersaing itu dan sama pula dengan harga satuan produk yang dihasilkan pengusaha bersaing itu (Gambar b).

Secara matematis NPR dan MR pengusaha monopoli dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPRY = f (PY) = M (5)
MRY   = PY (1-1/Ep) (6)

Dimana M adalah permintaan pasar bagi pengusaha monopoli dan Ep adalah elastisitas permintaan produk yang dihasilkan pengusaha monopoli tersebut.

Bagi suatu pengusaha bersaing, NPR dan MR dapat dirumuskan sebagai:
NPRX= MRX = PX = m (7)

Dimana m adalah fungsi permintaan bagi suatupengusaha produk x yang bersaing  (sempurna atau murni) yang sama dengan harga satuan pasar produk (PX).Hubungan antara MRX dan PY seperti dicantumkan dalam rumus (6) dapat dibuktikan sebagai berikut: Nilai produk marjinal pengusaha monopoli adalah derivatif pertama dari fungsi nilai  produk total (TR). 

Jadi:  MRy = d(NPTy) / dY
TRy = PyY (lihat rumus 4 )

Maka:  MRy = d(PyY) / dY  

Oleh karena Y = f (PY) dan PY = g(Y) 
seperti telah dibuktikan sebelumnya (lihat rumus 1), 

maka:

MRy = PY + Y dPy/dY (8)
    
Atau MRy = Py (1 + Y/Py  . dPy/dY )
                                              
Atau                MRy = PY {1 +  1 / (Y/Py . dPy/dY )}


Karena EP = - (Py/Y).(dY/dPy), maka:
MRY = PY { 1 – (1/Ep)} (lihat rumus 6)

Berdasarkan rumus (6) di atas, dapatlah sekarang dijelaskan bagaimana cara mendapatkan kurva nilai produk marginal (MR) pengusaha monopoli seperti terlukis pada Gambar a. Untuk mudahnya kita misalkan kurva permintaan pasar produk Y yang monopoli itu merupakan garis lurus miring yang turun dari kiri ke kanan (kurva M pada Gambar a). 

Kurva M itu akan memotong sumbu vertikal (sumbu harga) pada titik P. Dengan menggunakan rumus (6) dapat dibuktikan bahwa pada saat itu MR juga besarnya sama dengan P. Kurva M memotong sumbu horizontal (sumbu jumlah produk Y) pada titik Y₂. Titik E yang terletak pada M merupakan titik tengah garis PY₂ (juga kurva M). Pada titik E itu elastisitas permintaan terhadap produk Y yang monopoli itu sama dengan satu, karena elastisitas permintaan di titik E adalah:

EP =  EY₂ / EP

Kapasitas produksi pada EP = 1 itu adalah sebesar Y1. Bila kita menggunakan rumus (6) di atas, maka nilai produk marginal pada kapasitas produksi sebesar Y1 dengan tingkat harga sebesar P1 adalah sama dengan nol. Dengan demikian kita sudah mendapatkan dua titik dari MR. Karena kurva permintaan (M) merupakan garis lurus, hingga kurva MR adalah garis yang menghubungkan titik P dengan titik Y₁, seperti ditunjukkan oleh Gambar a.

Selanjutnya kita ingin melihat hubungan antara jenis-jenis nilai produk itu (TR, NPR dan MR) dengan permintaan dan harga satuan produk yang dihasilkan pengusaha monopoli itu. 

Dari Gambar diatas jelas terlihat bahwa pada saat TR maksimum, MR sama dengan nol, kapasitas produksi adalah sebesar Y1 satuan dengan harga satuan sebesar Y rupiah dan elastisitas permintaan pada titik P sama dengan satu. 

Nilai produk total sama dengan nol bila produksi  sebesar nol produk atau sebesar Y₂ produk. Pada kapasitas produksi sebesar Y₂ produk, MR bernilai negatif. Pada saat kapasitas produksi sama dengan nol, harga satuan sama dengan MR dan jumlah barang yang diminta juga sama dengan nol. 

Keseimbangan Pasar Monopoli


Keuntungan yang diperoleh pengusaha monopoli ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan, harga satuan produk dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tersebut.
Atau dengan rumus dapat dilukiskan sbb:

π = TR – TC                        (9)

Karena TR = PyY (Lihat pada rumus 4), maka:

π = PyY – TC

Dan karena Y fungsi dari Py dan Py juga fungi dari Y (lihat rumus 1), serta syarat untuk tercapainya keuntungan maksimum adalah:  dπ/dY = 0
maka :

dπ/dY = Y (dPy / dY) + Py (dY / dY) - d ((TC) / dY)

atau agar tercapai keuntungan maksimum, maka:

Y (dPy /dY)  + Py (- d ((TC) / dY))  = 0

Menurut rumus (8) Py + Y (dPy/dY)  = MR  dan d ((TC) / dY) = MC,

Maka   MR - MC = 0 atau MR = MC     (10)    merupakan syarat bagi tercapainya keuntungan maksimum bagi pengusaha monopoli. 
Jadi kalau kita perhatikan persyaratan bagi tercapainya keuntungan maksimum bagi perusahaan monopoli dan bagi suatu perusahaan bersaing (sempurna atau murni) seakan-akan ada perbedaan, karena persyaratan keuntungan bagi suatu perusahaan bersaing adalah:

MC = Py 

Sebenarnya persyaratan keuntungan maksimum baik bagi pengusaha monopoli maupun bagi suatu pengusaha bersaing adalah sama seperti rumus (11) di atas, yaitu:     MC = MR
Hanya saja karena bagi suatu pengusaha bersaing berlaku ketentuan:

MR = NPR = PY               

Maka persyaratan keuntungan maksimum bagi pengusaha bersaing menjadi: MC = PY

Pembuktian bahwa syarat untuk tercapainya keuntungan maksimum bagi pengusaha monopoli adalah MC = MR, dapat juga ditunjukkan dengan Gambar di bawah ini.



Pada Gambar diatas terlihat bahwa perbedaan pokok antara perusahaan bersaing terletak pada kurva TR perusahaan. Kurva TR perusahaan monopoli (Gambar a) merupakan suatu parabola, sedangkan TR perusahaan bersaing (Gambar b) kurvanya merupakan garis lurus miring dari kiri kekanan yang bersudut positif dengan sumbu horizontal. Sifat kurva biaya total (TC) kedua macam perusahaan itu adalah sama yaitu sama-sama merupakan huruf S.

Gambar a menunjukkan pula kepada kita bahwa perusahaan monopoli itu baru memperoleh keuntungan, apabila produksi dijalankan dengan kapasitas sebanyak antara Y0 dengan Y2, karena pada kapasitas tersebut kurva TR berada di atas kurva TC, yang berarti nilai produk total yang diperoleh lebih besar dari jumlah biaya total yang diperlukan untuk menghasilkan produk itu.

Bila kapasitas produksi dijalankan persis sama dengan sebanyak Y0 atau Y2, keuntungan perusahaan tersebut sama dengan nol, karena kurva TR dengan kurva TC berpotongan, yang berarti nilai produk total yang diperoleh sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.

Bila kapasitas produksi dijalankan lebih kecil dari Y0 atau lebih besar dari Y2 maka perusahaan monopoli itu akan mengalami kerugian, karena dengan kapasitas demikian, kurva TR berada di bawah kurva TC yang berarti nilai produk yang diperoleh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.

Keuntungan maksimum akan dicapai oleh pengusaha monopoli apabila kapasitas produksi yang dijalankan sedemikian rupa sehingga jarak kurva TR dengan kurva TC adalah maksimum dan kurva TC berada di bawah kurva TR. Kapasita produksi demikian hanya didapatkan apabila kemiringan kemiringan kurva TC sama dengan kemiringan kurva TR dan kurva TC berada di bawah kurva TR, yaitu pada kapasitas produksi sebesar Y1 satuan. Karena kemiringan TC adalah sama dengan biaya marginal (MC) dan kemiringan TR sama dengan MR, maka syarat untuk tercapainya keuntungan maksimum bagi pengusaha monopoli ialah:

MC = MR                     

Bagi perusahaan bersaing (Gambar b) keuntungan maksimum akan dicapai bila kapasitas produksi yang dijalankan sedemikian rupa sehingga kemiringan kurva TC sama pula dengan kemiringan kurva TR, yaitu pada kapasitas produksi sebesar X1 satuan. Karena kemiringan TR pada perusahaan bersaing sama dengan harga satuan pasar produk yang dihasilkan, maka syarat untuk tercapainya keuntungan maksimum bagi pengusaha bersaing adalah:

MC = Py

Bila fungsi biaya total perusahaan monopoli kita ketahui, maka fungsi biaya marginal dan biaya rata-ratanya dapat pula kita cari, karena:

MC  = d((TC) / dY)

AC  = TC / Y

Hingga kurva MC dan AC dapat pula kita lukiskan secara Gambar dibawah. Begitu pula jika fungsi permintaan pasar produk monopoli kita ketahui, kita dapat pula menentukan kurva MR-nya sesuai dengan cara-cara yang dijelaskan sebelumnya. Bila semua kurva itu telah dapat kita lukiskan, maka kita sudah dapat pula menentukan pada kapasitas produksi berapa dan dengan harga satuan produksi berapa pengusaha monopoli itu harus menjalankan perusahaannya. Untuk jelasnya perhatikanlah Gambar dibawah.



Pada Gambar diatas terlihat kurva-kurva yang menunjukkan struktur biaya marginal (MC), Nilai produk marginal (MR), biaya total rata-rata (AC) dan permintaan pasar (M) bagi pengusaha monopoli yang menghasilkan produk Y. Sesuai dengan rumus (10) agar pengusaha monopoli itu mencapai keuntungan maksimum kapasitas produksi yang harus dijalankannya adalah sebesar Y1 satuan produk Y, karena dengan kapasitas sebesar Y1 itu MC = MR. Dengan kapasitas produksi sebesar Y1 itu harga satuan produk Y dapat ditetapkan sebesar H1 rupiah. Biaya produksi yang diperlukan untuk menghasilkan produk sebesar Y1 ialah sebesar AC1 rupiah untuk setiap satuan produk yang dihasilkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

21+ Contoh Iklan Layanan Masyarakat yang Keren, Unik, dan Kreatif

7+ Resep Sambal Matah Paling Enak, Mantap, dan Sederhana